Jumat, 07 Agustus 2015

Cerpen Cerita Pendek (Alaways Beside Me)

Matahari mulai beranjak turun, gumpalan awan ceria berjalan perlahan, melewati setiap detik yang berharga, melewati segenap kenanga. Seorang pemuda tengah menyipitkan matanya sembari melihat keadan sekitar, beberapa detik kemudia bibirnya mulai merangkai sebuah senyuman
Pandangannya seketika terpaku ke sesuatu yang ada di depan matanya, Sebuah kanvas dengan sebuah gambar wajah wanita yang masih setengah jadi.  Baru sajah setengah jadi ia sudah malas untuk melanjutkan gambarnya itu.
Dengan malas, ia merapihkan peralatan yang ia pakai untuk menggambar
Setelah menaruh barang barangnya pria itu langsung menuju ke sebuah bangku di pinggir danau.
Kini ia berdiri tepat di depan kursi, kemudian ia memasukan tangannya ke kantong jaketnya.
Dilihatnya air danau yang berkilauan karna pantulan cahaya matahari sore yang begitu indah.
Ia melihat bayangan dirinya sendiri dari pantulan air danau yang begitu indah, Lalu seketika ia tersenyum picik ketika ia melihat bayangan dirinya sendiri.
Setelah ia mulai bosan memandangi air danau yang begitu indah ia tidur terlentang menghadap langit, memandang awan awan yang sedang menari nari dengan bebasnya
Seketika raut wajahnya berubah, sangat berubah. Seolah ada sebuah hal berat yang ia pikirkan.
Sebuah masalah yang sangat amat rumit.
Ia merasa tak pernah segelisah ini, ‘benarkah aku harus begini? Benarkan laki-laki itu akan menepati janjinya, tak akan menyakiti seseorang yang penting baginya?’ Pertanyaan demi pertanyaan terus menyerang otaknya.
Namun semua itu lenyap seketika ketika tetesan hujan jatuh membasahi rambut dan wajahnya
‘Haaa grimis’.
Ia pun pergi berjalan dengan santai ketika yang lain sibuk berlarian mencari tempat untuk berteduh. Senyumnya pun terukir diwajahnya, nampaknya suasana ini bisa menghilangkan suasana yang sebelumnya ia rasakan.

Akhirnya ia memilih untuk berteduh dibawah bungalo didekat pinggiran danau. Saat berteduh, perasaannya tenggelam lagi di dalam pikiran yang begitu melelahkan, ,pikiran bahwa ia akan terus menjauhi sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya.
                Dan pada saat itu terbayanglah sebuah pertanyaan yang membuat dadanya terasa sesak.
Apakah aku akan bahagia jika hanya melihatnya dari jauh? Bukankah itu adalah sesuatu yang paling aku benci ?lalu aku harus bagaimana ?
Waktu seolah berjalan dimatanya, hujan sudah mulai reda dan iapun melembarkan kedua tangannya sembari menghiup udara yang begitu segar dalam-dalam lalu menghembuskannya.
                Warna-warni pelangi di langit yang begitu cantik, membuat wajahnya enggan menoleh ke sisi lain. Ia terus saja memandanginya, walau kini warnanya kian memudar. Entah kenapa, dirinya merasakan ada sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Ya… Sesuatu yang tak pernah terpikir olehnya.
 ‘Ok I Can do it,  Tapi akankah ini berhasil? Yes, why not?’ Seulas senyum terukir  di bibirnya. Bukan karena ia senang, tapi karena ia baru menyadari bahwa memang awalnya ia sudah menyerah dan iapun menyadari pula bahwa dirinya telah bangkit kembali di sore yang begitu indah.
“Ya, untungnya waktu tidak berhenti di saat aku menyerah

Cerpen karangan : Fikri aulia tinkytra (Katsu Eiji)
Thanks guys udah ngebaca cerita bikinan gw ini yang gak jelas juntrungannya, ya apapun hasilnya ini adalah karyaku xD. Gak 1000% murni sih karna ada beberapa adegan yang terinspirasi dari kisah nyata maupun cerita cerita yang pernah gw baca, tapi 100% ketikan sendiri xD.
Kalau mau ngestalk lebih jauh *Ngarep di Add dan di follow ya xD
Facebook : Katsu Eiji
Twitter : @R_Fikri1
Youtube Chanel : Katsu Eiji

TAG
Cerita cinta, cerita romantis, cerita persahabatan, cerita kita, cerita orang ke tiga, cerita sedih, cerita galau, cerita bahagia, cerita mengharukan, cerita persahabatan, cerita sahabat berubah jadi cinta, cerita tentang dia, cerita aku dan dia, cerita sma, cerita smp, cerita lucu, cerita humor, cerita lawak, cerita keren, cerita bahagia

0 komentar:

Posting Komentar