Kamis, 20 Agustus 2015

Malem Jum'at

Ketika 1000 kode lu pake dan dia gak peka, rasanya itu.. Pengen banget nonjok laptop yang ada di depan mata

Selasa, 18 Agustus 2015

Dalam Diamku

Waktu demi waktu berlalu, perasaanku padanya pun semakin kuat, namun belum sempat kuutarakan walaupun sebenarnya ingin sekali kulakukan. Karena ketidakberanianku, aku berusaha menutupi perasaanku dan hanya mampu mencintainya dalam diam.

Dia yang tak menyadari akan hal itu selalu mencandaiku dengan candaan-candaan mesranya. Di kelas ia menyapaku dengan sebutan beda dari yang lain, namun karena ada beberapa orang yang memanggilku dengan sebutan yang sama dan semuanya adalah sahabatnya, sehingga aku menganggap itu sebagai sebuah candaan walupun begitu bahagianya aku saat kata itu terlontar dari mulutnya. Pernah kukirim sepenggal pesan yang kuselipkan perasaanku padanya namun dianggapnya sebagai candaan semata seperti yang biasa dilakukannya padaku.

Bagiku hidup hanya sekali, cinta sekali dan mati pun juga sekali. Maka tak ada yang namanya mendua. Dengan memegang prinsip yang demikian, aku tetap menutupi perasaanku darinya, dan memilih untuk mencintainya dengan caraku sendiri sambil mengharapkan Tuhan mengaruniaiku sedikit keberanian untuk bisa memilikinya seutuhnya.

Sempat aku bertanya, entah pada siapa, mungkin pada diriku sendiri. Apakah waktunya akan terhenti sementara di saat aku mencari-cari keberanian yang entah dimana keberadaanya? Atau dia akan berlalu bersama waktu dan berhasil menemukan cintanya sendiri? Oh, betapa menyakitkannya jika itu terjadi.

Cinta selalu memberikan bahagia dan sakit di hati. Bahagia saat berada di dekatnya, dan nyeri di saat kusadari begitu rapuhnya diriku aku hanyalah pemuja rahasianya, menyadari bahwa waktunya telah lelah menunggu kedatanganku, menyadari bahwa betapa rapuhnya aku.
Kini tak ada lagi yang dapat kuimpikan, tak ada lagi yang dapat kuharapkan hanya cinta dalam diam inilah yang mampu kupertahankan. Aku berjanji akan menunggumu jika memang itu pantas untukku yang rapuh ini.

Aku berharap, goresan penaku ini dapat mewakili perasaanku yang begitu kuat padamu, dan mewakili ketidakberanianku mengungkapkannya. Sampai kapanpun aku akan tetap di sini unutuk mencintaimu dengan diamku.

ASK

                                                                              PERTANYAN 
                                                    SIAPA ORANG YANG SAAT INI BISA BIKIN LU BAHAGIA  ?

                                                                                JAWABAN

Selalu mencoba yang terbaik
Apapun itu hasilnya
Pasti  kita menjumpai kegagalan, tapi kita harus bisa bangkit lagi.
Nanti ketika kita gagal, kita harus menjadikan kegagalan itu sebagai sebuah peajaran
Adak kala kita menangis, tapi jangan biarkan tangisan itu datang berkala

Dunia ibarat roda yang selalu berputar  
Yang selalu memutar tanpa henti
Langkah demi langkah harus kita lalui
Lalui arus perputaran dunia
Apapun nantinya, apapun hasilnya kita harus menirima. Mungkin kita akan terjatuh. Tapi percaya kita    .  ..             mampu tuk tidak terjatuh


TOKYO (Cerpen Sedih)

Tokyo… 
Seperti biasa, kota ini selalalu terlihat begitu indah.  Indah, romantis..  Sudah jam 10 malam namun Tokyo masih begitu ramai  dengan warna warni toko toko dan kumpulan manusia dijalan,  Tak peduli pada dinginnya malam pra-natal.
Natal…  hah, sebentar lagi aka nada perayaan natal besar besaran di Tokyo aka ada perayaan natal yang sangat spektakuler  yang diselanggarakan di Tokyo dengan pesta kembang api dll.. ¬Bodo amat, aku tidak tertarik. Bagiku, hari Natal sama seperti hari lain. Datar. Tak ada istimewanya. Tapi, mengapa orang-orang begitu antusias menyambut Natal? Mereka bilang natal adalah hari yang indah, penuh keceriaan, kegembiraan, cinta.. Apalagi jika berkumpul dengan keluarga.

Aku tak mengerti..  Tak akan pernah mengerti karena aku sendiri tak pernah merayakan Natal. Ibuku sudah meninggal sedangkan ayahku.. Cih, boro-boro merayakan Natal dengannya, mengobrol saja kami sangat jarang. Beliau lebih sering menghabiskan waktu dengan alkohol dan pulang larut malam. Ia  tak pernah bertanya tentang apa yang aku rasakan, aku pikirkan. Jujur aku kesepian.
Sampai akirnya, setelah lulus SMA aku memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah sembari kerja paruh waktu. Ya, melakukan apapun yang aku suka, aku inginkan dengan uang hasil keringatku sendiri. Hingga akhirnya aku bisa berada di kota Tokyo ini dengan hasil jerih payahku sendiri. Hingga sampai saat ini aku tidak kembali ke rumah sama sekali..

Manikmati biscuit stik sembari meminum coklat panas adalah cara terbaik bagiku untuk menikmati libur cuti natal yang diberi perusahaan kepadaku. Ah, sudah lama aku tak sesantai ini. Ketika aku sedang menikmati makanan semari bermalas malasan tiba tiba telpon apartemen ku berbunyi. Akhirnya aku berjalan menuju telpon dengan jalan malas
 
“Halo?” kataku dengan suara berat, malas.
“Halo, Tn Fikri. Saya resepsionis APARTEMENT. Ingin mengkonfirmasi ada seseorang yang ingin bertemu 

dengan anda. Namanya, Dilla. Apa benar anda mengenalnya?”
Beberapa detik aku terdiam sembari berfikir, apakah aku punya kenalan yang bernama dilla?

“Um, siapa dia ? rasanya saya tidak mengenalnya”

“Apakah anda sudah yakin tidak mengenal wanita yang bernama Dilla ?”

Sekali lagi, aku mencari cari nama “dilla” didalam memori otakku, mencoba mengingat siapa dia. Akhirnya aku ingat akan seorang gadis lucu yang bisa membuatku tertawa lepas saat masih kecil, dia adalah sahabatku.
“Ohh.. iya iya, saya mengenalnya. Suruh ia menunggu di loby nanti saya akan kesana untuk menjemputnya” Jawabku menutup pembicaraan sembari berlari menuju loby
Dilla, sudah lama kita tidak bertemu, aku merindukannya. Tapi bagai mana bisa ia menemukan ku di kota Tokyo yang padat akan penduduk ini ? ucapku dalam hati
Tak sabar, aku keluar lift dengan tergesa gesa dan menemukan sesosok wanita cantik berkulit putih tengah melambaikan tangannya kearahku sembari tersenyum manis. Ternyata ia tidak berubah.

“Dilla..” kataku dengan mata yang berbinar-binar. Sudah lama aku merindukan pertemuan seperti ini. 

“Bagaimana bisa kamu nemuin aku disini?”

“Mmm.. ada deh, gak susah kok nyari imgran dari Indonesia di jepang. Auulll…..” Jawabnya sembari tersenyum
Aul, Sudah lama aku tidak dipanggil dengan nama itu.

“Nah, kan kamu udah sampe disini. Gimana kalo kita makan dulu, aku tau tempat makan yang enak “ Jawabku sebari tersenyum
Tak perlu menunggu lama, dia langsung menganggukkan kepalanya. “Iya, sekalian ada sesuatu yang mau aku 
omongin”

Nanyain kabar aku ?
Hah, menanyakan kabarku ? itu tidak mungkin, Bahkan untuk sekedar memikirkan ku saja itu tidak mungkin, Mungkin ia juga tidak mengharapkan aku kembali kerumah. Mungkin saat ini ayahku membenciku, tidak maksudku ayahku pasi sangat membenciku..
Aku tertawa kecut sembari meminum coklat panas yang telah ku pesan.

Dilla menggelengkan kepalanya sembari berkata, “Aku ngga bercanda, Aul.Aku serius. Ayah kamu bener bener kangen sama kamu. Bener Aul.. Setiap hari dia duduk di teras rumah, nungguin kamu kalau-kalau kamu datang ke rumah dengan wajah murung. Setiap hari, Aul.. Setiap hari..”
Dilla menekan beberapa kata yang membuat hatiku memberontak. Menolak. “Untuk apa dia melakukan hal seperti itu? Seharusnya, dia tahu bahwa aku tak akan pulang ke rumah.”

Jari jari dilla menggenggam erat cangkir minuman yang sedari belum ia minum. Kepalanya menunduk dalam. Dia menggigit bibirnya sendiri. Tak beberapa lama kemudian, dia terisak kecil. “Tentu saja dia melakukan itu! Karena.. Karena kamu adalah ‘sesuatu’ yang harus dia lindungi, ‘sesuatu’ yang harus dia jaga, ‘sesuatu’ yang sangat ia cintai.”

Kedua mataku membelalak kaget. Tertegun. Rahangku mengeras, tak tahu harus berkata apa lagi.
“Pulanglah.. Ayahmu masih menuunggumu sampai sekarang ini. Detik ini. Dia pasti akan sangat senang kalau kamu datang ke rumah. Sekali saja untuk Natal ini.” Dilla melanjutkan perkataannya lagi. Kali ini, aku bisa melihat air mata membasahi kedua pipinya. Aku menarik napas panjang. Mengapa Dilla ingin sekali aku pulang ke rumah?
Aku menggigit  jari ku sambil berfikir.  “Baiklah, aku akan pulang.” Putusku pada akhirnya dengan terpaksa.
Dilla berhenti menangis. Dia menatapku lekat-lekat. “Benarkah?”
Aku mengangguk malas. Dia tersenyum tipis dengan air mata yang masih basah.
Aku memaksakan diriku untuk tersenyum. Kemudian. Dilla  bangkit berdiri dan berpamitan padaku. “Sudah jam 12 siang. Aku harus pergi ke bandara sekarang. Terima kasih sekali lagi kamu sudah mau mendengarkanku.”

“E-eh, perlu aku antar?” kataku menawarkan diri.
Dilla menggeleng, “Engga usah, makasih. Sampai jumpa Aul. Kita ketemu lagi di Indonesia yah .”
Kemudian, aku melihat tubuh mungilnya pergi melewatiku dan menghentikan taksi di depan. Memberikanku lambaian tangan lalu pergi.

Sementara aku. Aku tidak langsung beranjak dari tempat duduk. Sejenak, aku mencerna semua perkataan dilla . 
Ternyata, penyakit kesotoyan-nya itu belum hilang sejak dulu. Dari kecil, ia memang selalu memberitahukanku tentang hal-hal baik yang ayah pikirkan tentangku. Namun, aku selalu menyangkalnya dan tertawa kecil. It’s just in your imagination, my best friend. Just only in your imagination.
Bagaimana bisa aku mempercayainya jika setiap aku pulang ke rumah, kesunyianlah yang pertama kali menyambutku. 
Tidak ada kata-kata sambutan yang manis seperti yang biasanya orangtua katakan pada anaknya setiap pulang ke rumah. Aku selalu menerima penghargaan tanpa ucapan selamat atau apapun dari ayah. Ayah sibuk dengan dunianya sendiri. Hingga akhirnya, aku merasa tidak dihargai lagi olehnya bahkan aku sempat meragukan statusku sebagai anak kandungnya. Tahun demi tahun kucoba untuk bertahan. Melalui semua itu bersama ayah. 
Akan tetapi, beliau tak kunjung berubah. Malah, aku semakin merasa kesepian.
Hingga akhirnya, pada kelas 2 SMA, aku memutuskan untuk mencari kerja sambilan. Menabung uang supaya bisa kujadikan biaya hidup ketika aku pergi dari rumah ayah nanti dan mewujudkan apa yang aku cita-citakan. Sampai akhhirnya, aku menemukannya.. di sini.. di kota Tokyo. Setelahnya, aku tak pernah pulang dan memang aku tak pernah berencana untuk pulang ke rumah. Aku benci dia…


Aku tak percaya. Aku benar-benar melakukan ini. Hal yang dulunya tak pernah sedikit pun terbesit di benakku.
15 july aku kembali keindonesia
Keluar dari bandara dan melihat keadaan kota Tangerang. Sungguh, 7 tahun akudi Tokyo , kota ini telah melakukan banyak perubahan. Membuatku yang selama 18 tahun telah dibesarkan di Indonesia  ini merasa asing di tanah kelahirannya sendiri. Kuhirup udara dalam-dalam. Ah.. Bau ini.. Bau yang sudah lama tak kuhirup. Bau korupsi *Canda
Akan tetapi, tujuanku ke sini bukan untuk memperhatikan antara persamaan dan perbedaannya keadaan Indonesia  yang dulu dengan yang sekarang. Aku kembali untuk Dilla . Ya, untuk Dilla  bukan untuk ayah. Aku berdiri mematung di pinggir jalan raya, menunggu taksi kosong yang bisa kutumpangi dan bertemu dengan nenekku yang sudah menungguku


Aku turun dari taksi bersama dengan nenekku. Aku tak mengerti kenapa beliau membawaku kesini dan bukan langsung ke rumah. Mengikuti nenek dengan langkah yang malas, Tak bersemangat. Kami sekarang berada di Jakarta. Udara sangat panas. Aku berjalan sembari melihat lingkungan di sekitarku. Tunggu dulu! Aku merasa familiar dengan ini. Tapi, apa pernah dulu aku kesini?
Nenek menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Tatapannya memandang ke arah taman yang begitu idah “Bunga bunganya indah yah,  Kamu juga sewaktu kecil senang bermain disini loh…”
Aku tersentak. Itu artinya aku memang pernah kesini. Tapi, kapan? Sementara aku masih bertanya-tanya, nenek mengajakku duduk di sebuah pondok kecil, di tepi padang bunga. Mau tak mau aku mengikutinya. Sejenak nenek tersenyum, masih dengan kedua mata yang memandang padang bunga itu. “Pertama kali kamu kesini ketika umurmu 11 tahun, ingat?”

Tiba-tiba, sebersit bayangan pun muncul di dalam otakku. Aku seperti melihat padang bunga itu, indah dengan bunganya yang berayun-ayun tertiup angin, disana aku tertawa lepas. Sangat bahagia. Berlari kesana dan kemari tanpa menghiraukan rumput panjangnya yang bisa saja menyembunyikan hewan reptil mengerikan. Entahlah… Aku tak tahu kenapa aku bisa berani seperti itu. Mengingatnya aku jadi tersenyum sendiri.

“Tepatnya, setelah ibumu meninggal.” Lanjut Nenek. Membuat senyumanku memudar begitu saja. “Tapi, nenek salut sama kamu. Kamu masih ceria seperti biasa, tegar. Buktinya kamu masih bisa bermain disini dengan tertawa lepas.” Puji nenek dengan menyunggingkan senyum dan menepuk pundakku sesaat.
Benar juga. Pada saat ibu meninggal, aku hanya menangis pada hari itu. Namun, setelahnya, aku kembali ceria, seperti tidak terjadi apa-apa.

“Fikri…” panggil nenek.

“Ya?”

Nenek menghela napas sejenak, “Apakah kamu pikir ayahmu itu jahat?”
Mengingat semua yang telah ayah lakukan untukku. Mengacuhkanku, selalu sibuk dengan dunianya sendiri tentu saja tanpa berpikir panjang aku menjawabnya, “Ya..”
Lagi, nenek menghela napasnya. Kali ini lebih panjang. “Setelah kematian ibumu, ayahmu menjadi putus asa karena kehilangan salah satu orang yang paling dia cintai. Akan tetapi, dia tidak bisa terus putus asa sebab dia tahu bahwa ada satu orang lagi yang paling dia cintai masih bersama dengannya, membutuhkan kasih sayang orangtua, dan membutuhkan bimbingan untuk bisa menjadi pria sejati. Orang itu adalah… kamu.”
Aku tersentak kaget. Aku ingin mengelak perkataan nenek namun rasanya mulutku terasa terkunci, sulit untuk digerakkan. Entah kenapa, hatiku rasanya seperti mengatakan suatu pembenaran.

“Pada hari itu, ayahmu berjanji pada nenek akan membuatmu menjadi pria yang kuat, yang ceria juga sehat dan supaya kamu bisa meraih semua cita-citamu. Dan, sejak itulah, ayahmu berjuang paling keras seumur hidupnya. Dia keluar dari pekerjaannya yang bergaji besar untuk mencari pekerjaan lain yang memiliki banyak waktu luang. Agar dia bisa menjagamu, menemanimu. Dia selalu membelikanmu mainan dan makanan dengan uangnya yang sedikit dan menabung sisa uang yang dia miliki untuk pendidikanmu. Sedangkan ayahmu? Dia hanya makan setelah kamu makan sampai kenyang.” Cerita nenek.
Aku menundukkan kepala dalam-dalam. Kenangan-kenangan masa kecilku dulu bersama ayah seperti berputar kembali. Mainan, jajan, cinta, kebahagiaan, tawa.. kenapa aku bisa melupakan semua itu?

“Dia paling suka natal. Karena hari Natal adalah hari dimana dia bisa bersama denganmu seharian. Mengajakmu berjalan-jalan. Ayahmu  senang bisa membuatmu bahagia. Namun, lambat laun kondisi seperti itu juga membuat ayahmu  sangat kelelahan sehingga ayahmu  lari ke alkohol. Hingga akhirnya, ketika kau bertumbuh dewasa, kabarnya di antara kau dan ayahmu  tercipta sebuah jarak. Kalian tak lagi bisa bersama terus-menerus seperti dulu. Kau terlihat enggan berbicara lagi dengan Ayahmu sehingga ayahmu pun memilih untuk diam karena takut mengganggumu. Meskipun begitu, dia tetap memperhatikan keadaanmu. Mencintaimu walau hanya dalam diam. Dia senang bisa melihatmu tumbuh semakin dewasa, semakin tampan dan semakin pintar. Kau tahu? Dia selalu membanggakanmu dengan para tetangga, pada nenek.”
Aku masih diam. Tak sanggup berkata-kata lagi sementara nenek masih bercerita panjang lebar, otakku terus saja memutar bayangan ayah yang menyanyangiku dengan tulus, mencintaiku dengan sepenuh hati. Jadi.. Jadi itulah alasannya kenapa tetanggaku bisa tahu prestasiku, memberiku ucapan selamat dan pujian padahal aku tak pernah menceritakannya pada mereka. Karena… Karena ayah. Karena ayah yang menceritakannya pada mereka. Dengan sorot mata yang penuh dengan kebanggaan, kebahagiaan. Aku.. Aku telah salah menilainya.

“Sampai akhirnya, ketika kau pergi meninggalkan rumah. Hari-hari ayahmu dipenuhi dengan kesedihan, rasa kesepian, kehilangan. Dia menunggumu… Dia menunggu berita tentang kesuksesanmu. Dia percaya kamu akan pulang.”
Air mata yang sedari tadi sudah mengalir menjadi bertambah deras. Aku menjambak rambutku kuat-kuat. Cukup! Cukup… Semakin banyak kenangan-kenangan hitam putih yang muncul dalam pikiranku, semakin terasa menyakitkan. Menyesakkan.
Sekarang, tanpa diberi tahu, aku sudah tahu sendiri jawabannya atas pertanyaanku yang tadi. Mengenai kenapa aku berani berlarian di tengah rumput yang tinggi tanpa takut ada hewan yang bisa melukaiku atau kenapa aku begitu kuat menerima kepergian ibu.
Itu semua karena aku masih memiliki ayah. Ayah yang tidak pernah membiarkanku terluka. Ayah yang selalu berusaha membuatku kuat, tegar dan bisa kembali ceria seperti sedia kala walaupun ayah sendiri sedang putus asa, sedih, kecewa, lelah, namun dia tak pernah membiarkanku melihat itu semua darinya. Tak akan pernah…

“Dan, sekarang, apakah menurutmu ayahmu  adalah ayah yang buruk?”
Kali ini, aku tidak punya alasan lain. Jawaban lain selain dengan menggelengkan kepala. Tidak.. Ayah terlalu baik. Aku telah menjadi anak yang sangat buruk untuknya.
Tak beberapa lama kemudian, nenek pun ikut terisak. Beliau menepuk pundakku dan lalu berkata, “Fikri, terima kasih.. Terima kasih.. Setidaknya, kamu telah membuat ayahmu bahagia mendengarnya.”
DAARR
Ayah? Jadi, ayah ada disini? Dimana dia sekarang?

“Fikri..” panggil nenek sekali lagi.

“Apa?”

“Ayahmu.. sudah meninggal sebulan yang lalu.”


Aku bangkit berdiri di depan makam  sebagai penghormatanku kepada ayah. Disini, tepat di hari Natal ini, aku mengingat kembali akan semua yang telah ayah lakukan untukku. Semuanya..
Kalau boleh, aku ingin menangis keras. Namun… Aku tak ingin membuat ayahku bersedih. Jika sewaktu ibu pergi ayah tak mau melihatku menangis apalagi sekarang? Aku berusaha sekuat mungkin agar air mata itu tak terjatuh.
“Merry Christmas, Dad” Ujarku sembari menangis
Selesai berdoa, nenek berdiri dan melemparkan tatapannya ke arahku seraya berkata, “Ayo nak, ikutku”
Tanpa berbasa-basi lagi, aku menganggukkan kepala dan mengikutinyaa. Ternyata nenek ingin membawaku ke kamar ayah. Dibukanya pintu lemari ayah perlahan-lahan sampai terlihat beberapa tumpukan kado disana. Aku membelalak kaget. Untuk siapa semua itu?
“Kakak, selamat hari natal”. Ini semua hadiah untukmu dari Ayahmu yang telah ia kumpulkan selama 8 tahun. Setiap hari natal, ia membuatkannya untukmu.”
Kemudian, nenek meninggalkanku sendirian di kamar ayah. Kedua mataku memandang tumpukan kado itu. Di setiap kado itu terdapat greeting card bertuliskan, “Merry Christmas.”
Perlahan-lahan, aku membuka semua kado tersebut dan terkejut ketika tahu bahwa isinya adalah barang-barang yang pernah kuminta dulu pada ayah namun belum bisa ia turuti pada saat itu. Tak kusangka, ternyata, ayah masih mengingatnya dan ia mewujudkannya sekarang dengan gajinya yang sedikit. Semua kado itu dibungkus dengan sangat rapi menunjukkan kesungguhan dan ketulusan hati ayah pada saat memberikan hadiah itu untukku.
Ayah… Aku.. Aku ijin menangis. Sebentar saja.. Untuk terakhir kali.
Tetes demi tetes air mata yang tadi sudah mengering menjadi basah kembali. Semalaman itu aku menangis. Menangis di kamar ayah.

Ayah… Beristirahatlah dengan tenang. Dengan bahagia. Sudah cukup kau merawat anak kurang ajar seperti aku ini. Sudah cukup, Ayah.. Sudah cukup..


“Maafin papah yah, ya… papah  sering meninggalkanmu sendirian di rumah. Kamu pasti kesepian. Maafin papah ya…”
Tubuh  anak itu hanya diam tak bergeming. wajahnya dia hadapkan, menatap wajah ayahnya yang menunduk.
“Ayah punya jajanan. Nanti, kalau lapar dimakan aja. Tapi jangan banyak-banyak. Nanti sakit perut.”
Dia masih tidak bergeming. Diam. Menatap ayahnya dalam-dalam.
“Ayah janji. Ayah akan pulang secepatnya. Nanti ayah akan masak buat makan malam nanti. Kita makan bersama-sama ya… Oke?”
Beliau pun mengulurkan tangannya, mengusap rambut anak itu dan meninggalkan anak itu di rumah sendirian. Dia tidak akan pergi lama-lama. Karena dia tahu ada seseorang yang paling berharga sedang menunggunya di rumah. Dia tidak akan membiarkan seseorang itu sendirian. Kesepian..
Jangan sedih. Ayah pergi sebentar. Nanti, kita akan bersama-sama lagi.





Afoanwflnalv awvnwhvlnawnvnaa 3g3 g3g, INI CERITA YANG BIKIN GW NANGIS… PLEASE.. AHHHHHHHHHH, YES YES YES YES YES YEESSSSS……
WHUUUU…. OKAY ^^/ YES 

SELSAI 1000% PUKUL 5.10PM 17 AGUSTUS 2015 DIKAMAR MAMAH.

Jumat, 07 Agustus 2015

Cerpen (PENYESALAN)

Setiap orang punya kisahnya masing-masing.  Kisah yang membuat ai senang dan sedih.
               
                Didalam sebuah kisah terdapat sebuah perjuangan. Ya, sebuah perjuangan untuk menentukan akan jadi seperti apa kisah kita di akhir cerita itu.
Aku adalah seorang pria yang sampai saat ini belum mengerti sepenuhnya tentang pacaran.
                Bagiku pacaran adalah sebuah untaian cerita yang hanya suka-sukaan, PDKT, jadian, senang-senang, berantem, putus, jauh-jauhan, hingga akhirnya sama sama sama saling tak mengenal.
Haahh.. Tidak ada yang spesial. Pasti ujung ujungnya patah hati, nangis, Galau. Hanya membuat memori otak penuh dengan untaian kesedihan.
Hingga suatu hari ada seorang temanku yang berkata
                “Heh, lu gak mau cari pacar apa ? orang bilang masa SMA itu masa yang indah. Masa dimana kita lagi senang senangnya, Nikmatin masa SMA lu, Cari cewek gih”
                Ya, sejak saat itulah aku sering memikirkan hal akan cinta dan senang senang
                                                                                        Created by FIKRI AULIA TINKYTRA
Saat itu aku bertemu dengan seorang wanita yang saat ini menjadi kekasihku.
                Pertemuan kami begitu singkat, kami hanya bertemu 2 kali. Namun baru bertemu ia sudah memulai menunjukan rasa yang ia miliki. Mungkin itu rasa cinta.
Saat itu aku tidak lah benar benar mencintainya,  ketika ia mengutarakan perasaanya kepadaku, aku hanya menjawab asal saja. Aku menjawab, aku mau menjadi kekasihnya alasan aku menerimanya adalah karna ia seorang wanita dan ialah yang terlebih dahulu mengutarakan perasaanya kepadaku.
                Karna aku fikir jika seorang wanita mengutarakan perasaanya terlebih dahulu itu tandanya ia benar benar mencintai orang itu.
Awalnya semua berjalan baik-baik saja, ia nahagia (mungkin) aku juga bahagia. Tetapi aku mulai merasa risih akan semua yang ia lakukan.
                Bukan sikapnya yang konyol karna aku tau aku sendiripun konyol. Aku risih akan perhatiannya yang berlebihan.
Tiba tiba ia mengakhiri hubungan ini dengan tiba tiba, Ya, siang itu hubungan kami berakhir, dia mengakhii semua ini dengan katakata indah yang sangat sulit ku mengerti, namun aku menerima begitu saja, hubungan kami berakhir dengar baik baik, walau aku sedikit merasa sedib tapi Aku tidak bertanya secara detail mengapa hubunga kami berakhir tiba tiba.
                Hari demi hari pun berlalu, namun kali ini aku merasakan ada sesuatu yang kurang, entah mengapa aku merasa seolah aku yang salah. sepertinya aku mulai merasa kehilangan. Kehilangan sosok orang yang pernah menyayangiku.
                Ia orang yang pernah tulus mencintaiku namun aku abaikan begitu saja. Mungkin tanpa sadar aku telah jatuh cinta padanya.
Aku mencoba tenang, fikiranku melayang memikirkan semua itu , Dia yang memulai dia juga yang mengakhiri. Padahal semua ini belum lama kami jalani, Apa ini salahku? Apa salah jika sekarang aku marah padanya yang seolah mempermainkanku? inikah akhir dari kisahku?
 Aku terus bertanya pada diriku. Mengapa dia terus menggangu fikiranku? Selalu hadir dalam setiap lamunanku? Menyita banyak waktuku hanya untuk memikirkannya! Mengapa aku baru tahu perasaanku setelah aku kehilangannya? Apa cinta selalu seperti ini?
                Entah mengapa semenjak ia memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini  secara tiba tiba ia seolah menghilang dari muka bumi ini, dan dan nampaknya ia selalu menghindar dariku, aku benar-benar bingung dibuatnya.
                                                                                            Created by FIKRI AULIA TINKYTRA
                 Rasanya aku ingin sekali bertemu dengannya, tapi kami tak punya waktu untuk berbicara wwalau hanya untuk sekedar berkata “HAI”. Dan aku baru sadar pada saat itu. Kita benar benar sudah putus, bukan hanya hubungan yang putus. Tali keakraban kamipun juga terputus begitu saja. Seolah kami tak pernah mengenal satu sama lain. Jujur ini bukanlah keinginanku. Hanya sebuah kalimat terakhir dari dialah yang aku ingat, sebuah sms yang berisi
“0877745*****, 23 Juni 2017, 12.04”
“Ketika suatu hubungan berakhir, bukan berarti itu karena tidak ada rasa cinta lagi. terkadang itu karena tidak ingin menyakiti banyak hati. Masih ada yang mencintaimu lebih. Semangat dan tersenyumlah hadapi hari”
Terimakasih telah membaca Sebuah karangan yang gak penting ini xD.
Terimakasih telah berkunjung ^^ Jangan lupa datang lagi, karna akan hadir cerita cerita yang lainnya, Cerita galau, cerita cinta, cerita sedih, cerita romantic, cerita horror, cerita tentang hidup, cerita pengalaman, cerita SMA, cerita setia, cerita kasih, cerita segitiga, cerita misteri, cerita lucu, cerita humor, cerita lucu, cerita tentang hidup.




Cerpen karangan Katsu Eiji.
Katsu, Just  my second name. I love J-Culture, J-Style, K-pop, Love cosplay, white, blue, red, black, poni goyang xD




TAG
Cerita cinta, cerita romantis, cerita persahabatan, cerita kita, cerita orang ke tiga, cerita sedih, cerita galau, cerita bahagia, cerita mengharukan, cerita persahabatan, cerita sahabat berubah jadi cinta, cerita tentang dia, cerita aku dan dia, cerita sma, cerita smp, cerita lucu, cerita humor, cerita lawak, cerita keren, cerita bahagia

Cerpen (Rahasia, Ini Judulnya Apa)

Aku hanyalah seorang pria bodoh yang terlalu berharap akan seseorang, seseorang yang sangat ku pedulikan dan sangat ku sayangi. Mungkin banyak orang berkata bahwa aku tidaklah pantas untuknya, namun aku selalu mencoba agar selalu pantas untuknya. Entah apa yang harus aku lakukan, bertahan ? atau mundur menyerah dan hanya memperhatikannya dari jauh.
Tak bisa dipungkiri bahwa rasa ini sudah ada saat awal awal kita bertemu, keakraban kita terjalin karna kita sering bertengkar, bahkan bertengkar karna sebuah hal yang tak jelas perkaranya. Namun pertengkaran itulah yang membuat kita dekat. Kita selalu mencoba tampil polos ketika kita berjumpa, kau tetap dengan tatapan polos dan aku tetap dengan Kemunafikkan.
Pernah sekali aku ingin mencoba memberi tau kepadamu tentang apa yang aku rasakan, namun ketika itu aku takut. Takut kau menjadi berfikir negative tentang diriku lalu kau pergi begitu saja.
Berupura pura tak mengenal sudah sering kita lakukan, diam seribu kata sering kita rasakan, namun pada akhirnya akulah yang tak dapat menahan semua itu. Aku kembali padamu dengan sejuta cara agar kita dapat bercengkrama menguntai sebuah pembicaraan. Bodoh, hanya itu yang dapat aku lakukan.
Aku terlalu lemah, bodoh, pengecut, pecundang, payah, gila, autis, sakit…………
Aku tak ingin melihat kau melakukan hal yang dapat membuatku cemburu, aku tak ingin kau salah arah, aku tak ingin kau salah langkah, aku tak ingin kau jatuh, aku tak ingin kau terluka, AKU HANYA INGIN MENJAGAMU…
Melakukan hal sederhana bersamamu aku merasa bahagia, entahlah.. bahkan berada disampingmu pun dapat membuatku nyaman dan tenang. Aku hanya perlu menolehkan wajahku kesamping untuk mendapat sebuah kesejukan, ketika aku menoleh maka aku akan melihat seseorang yang sangat ku sayangi, namun.. Aku teralu munafik untuk mengakuinnya. Bodohh…
Pernah ku coba merangkai sebuah cerita baru dengan orang yang berbeda, namun kau tau ? ketika aku merangkai cerita ku namamu selalu secara tidak sengaja tertulis di ceritaku dan dia. Hingga akhirnya aku memuttuskan untuk mengakhiri ceritaku dan dia hanya karna namamu.
I know this feel, I love you,realy, ilove you.. I jst wanna say I LOVE YOU.. yeah just “I and LOVE andYOU” BUTT.. aaaa… I can’t do it. God please help me.. what must I do ?
Sudah lama, aku mulai jenuh dengan situasi seperti ini. Keadaan menyebalkan yang tak pernah berubah.
Mungkin ketika aku sudah mulai memberanikan diri untuk mulai berkata padamu aku akan tau jawaban mu terlebih dahulu, kau akan mengatakan
“Ihh, apaan sih. Ga jelas lu”
“Dih, najis”
“Apaan sih”
“Gak mau ah, ngaca dong”
“Gw gk boleh pacaran sama mamah gw”
“Nanti yah gw pikir pikir dulu”
Lalu kau ceritakan tentang apa yang telah aku ceritakan kepadamu, kau menceritakan kepada orang yang kau anggap teman.
Lalu para temanmu itu akan berkata,
“Jangan dia gk jelas”
“Lu yakin?”
“Bego lu”
“Tolak”
Haahh,

“Ihh, apaan sih. Ga jelas lu”
“Dih, najis”
“Apaan sih”
“Gak mau ah, ngaca dong”
“Gw gk boleh pacaran sama mamah gw”
“Nanti yah gw pikir pikir dulu”
tolong jangan katakan hal itu, kau hanya perlu berkata.
“iya, gw juga sayang sama lu”
Udah, itu aja. Kalimat mudah simple, dan penuh makna. Tapi, tolong la, aku sendiripun tak berani terlalu berharap kau tidak menjawab seperti itu. Karna kecil kemungkinan kau tak berkata seperti itu. Mungkin aku sudah pesimis di awal cerita, tapi aku selalu berusaha menciptakan keindahan di akhir cerita.
Aku rasa kita sudah cukup mengenal satu sama lain, 1tahun adalah waktu yang sangat panjang untuk kita mengenal satu sama lain.
Sebenarnya, aku ingin mengutarakan hal itu. Mengutarakan sebuah kata untuk pertama kalinya, mengutarakan pada seseorang yang aku sayangi. AKU TERLALU MUNAFIK,
TERLALU GENGSI, TERLALU JAIM, TERLALU BODOH UNTUK MENGAKUI BAHWA AKU MENCINTAIMU.
Hahh Bodohh..
Entah sampai kapan aku harus merasakan seperti ini, mungkin sampai kita berpisah, dan ketika kita berpisah maka kita tidak akan bertemu lagi dan saat itu lah aku melupakanmu. Aku harap aku bisa melupakanmu.
Entahlah, aku lagi dan lagi selalu menunggu agar  sesseorang yang tepat didepan hatiku mengetuk duluan, aku terlalu pengecut untuk mengetuk.
Mungkin saat ini aku hanya butuh lebih banyak bukti bahwa kau juga merasakan apa yang ku rasakan, Tapi… aku tak bisa membedakan mana sikap yang berbau cinta dan sikap yang berbau pertemanan. Apa jangan jangan selama ini kau hanya memberikan sikap berbau pertemanan ? kau terlalu baik, kau terlalu terbuka ke semua orang, kau terlalu banyak bercerita, kau terlalu mudah percaya, kau terlalu mudah terbawa suasana, aku ingin berada didepanmu, menjadi pembuka jalan untukmu menghadang semua yang ada didepanmu layaknya sebuah robot yang diberi misi untuk menjagamu.
Dengarkan aku sekali ini, aku suka padamu, tidak maksudku aku cintakamu, terserah kau akan mengganggapku apa, mungkin kau akan menganggapku sebagai seoranggelandangan yang tak tau malu, hingga akhirnya kau menjauh, dan tak ingin berbicara denganku lagi.
Aku siapp…. Tapi,, tidak aku tidak siap..
Aku akan lebih memilih menjadi sahabatmu dari pada berharap kau jadi milikku namun akhirnya kau meninggalkanku.
Untuk sesekali, peluklah aku balas lah genggamanku ketika aku menggenggammu agar aku tau kau juga merasakannya. Agar ku mampu mengutarakannya,  sesekali tengoklah kesamping dan belakangmu, sadarlah, ada seseorang yang menunggumu. Aishiteru..




Cerpen karangan Katsu Eiji.
Katsu, Just  my second name. I love J-Culture, J-Style, K-pop, Love cosplay, white, blue, red, black, poni goyang xD




TAG
Cerita cinta, cerita romantis, cerita persahabatan, cerita kita, cerita orang ke tiga, cerita sedih, cerita galau, cerita bahagia, cerita mengharukan, cerita persahabatan, cerita sahabat berubah jadi cinta, cerita tentang dia, cerita aku dan dia, cerita sma, cerita smp, cerita lucu, cerita humor, cerita lawak, cerita keren, cerita bahagia

i Think I love You

Ada sebuah rahasia  gelap tersimpan di sudut hatiku. Sabuah rahasia ang bahkan diriku sendiri takuti. Namun  di dalam hati, aku terus mencari seseorang yang bisa melihat sampai sisi tergelap dalam diriku.

Aku mencintai seseorang secara spesial, dia bernama Carlin, Carolline liem. Dan aku sendiri bernama Katsu, Katsu Eiji. Ya, sebuah kenyataan yang pahit. Aku mencintai kakakku  sendiri

Jujur diriku sendiri ini tak mengerti apa dan mengapa rasa ini bisa terjadi, aku sendiripun tak mengerti akan hal ini. Aku pikir hal yang normal ketika seorang adik menyayangi nee-channya sendiri. Namun, ketika ada orang lain yang memasuki kehidupan nee-chan, aku sadar bahwa perasaanku ini adalah sesuatu yang tak boleh ada. Aku memutuskan untuk menyimpan perasaanku ini dalam sudut gelap hatiku.

Tidak masalah, selama aku masih memiliki waktu bersama nee-chan, meski sekarang aku harus membaginya bersama orang lain.
Hari ini nee-chan pulang bersama seseorang. Ku piker nee-chan akan membawa kekasihnya untuk dikenalkan kepadaku. Dia adalah Yuuki, teman lama Nee-chan  yang baru kembali dari luar negeri. Mungkin hanya perasaanku saja, tapi Yuuki memiliki senyuman yang amat sangat manis seperti nee-chan. Mungkin kemiripannya pada  nee-chan lah yang membuat ia menjadi tak begitu asing dihadapanku. karna beberapa alasan, Yuuki  akan tinggal bersama kami berdua karena ayah dan ibu sedang berada di luar negeri sehingga tempat ini masih cukup luas untuk kami bertiga.

Tak bisa kupungkiri, kehadiran Yuuki membuat hari hariku dan nee-chan semankin seru dan menyenangkan

Mala ini nee-chan membawa satu orang lagi kerumah, seorang lelaki bernama Ryuu. Dan nee-chan juga lebih membuat ku terkejut, karna ia ingin mengatakan sesatu yang menurutku ia akan member tahu akan sebuah pernyatan yang akan membuatku mati berdiri.
“Sebenarnya, aku ingin memberitahu sesuatu pada kalian berdua. Aku dan Ryuu memutuskan untuk menikah” nee chan mengungkapkan kata kata itu dengan rona wajah yang merona rona bahagia. Bagaimana mungkin aku akan menghancurkan senyuman nee-chan dengan mengatakan AKU TIDAK TERIMA! Lalu aku putuskan untuk menggungkapkan kata kata “Selamat yah” Tapi….
“Carlin, sepertinya kita kekurangan makanan. Aku dan katsu akan keluar sebentar untuk membeli makanan. Dan seketika Yuuki menarik tanganku yang kini tak memiliki tenaga untuk menolak. Untuk beberapa alasan aku bersyukur karena bisa keluar dari tempat itu. Dan untuk pertama kalinya, berada di dekat nee-chan terasa begitu menyakitkan
Beberapa menit kemudian, aku baru sadar kalau Yuuki tidak mengajakku membeli makanan. Kami berhenti di sebuah taman kecil yang lebih mirip sebuah taman.
“kamu bisa menangis sepuadmu sekarang” Ucap Yuuki lembut yang membuat tubuhku bergetar karn aingin menangis
“apa maksud mu yuuki-chan, mengapa aku harus mena-“
Ucapanku terhenti seketika. Ekspresi apa itu? Kenapa Yuki menatapku dengan tatapan seperti itu? Kenapa ia terlihat lebih sedih daripada aku?
“Pasti menyakitkan ketika kau harus menyerah pada keadaan. Perasaanmu pada Carlin, aku yakin kau sudah memendamnya begitu lama. Meski dia adalah kakakmu sendiri yuuki menarik tubuhku sembari memelukku dengan erat
“Hentikan Yuuki, aku tidak ingin menangis”
 “Kalau begitu biarkan aku menangis untukmu” ucap yuuki lembut. Ia mempererat pelukannya padaku hingga membuatku tenggelam dalam kehangatan Yuuki. Membuatku lupa untuk menahan air mataku yang kubendung sedari tadi.

GW ga ngerti tak mengerti. Kenapa ada orang yang menangis untukku padahal aku hanya mengenalnya selama beberapa minggu?
Aku tak pernah menangis di depan orang lain sebelumnya, bahkan di depan orang tuaku sendiri. Jadi ini pertama kalinya aku menangis di depan orang lain.
Aku sangat yakin bahwa perasaan terlarangku pada nee chan  sudah kusembunyikan dengan sangat rapat. Tak ada satu pun orang yang tahu. Tapi Yuki, seseorang yang baru ku kenal selama beberapa minggu, bisa melihatnya. Ya, ia bisa melihat sampai ke sisi terang  hatiku.
Saat itulah aku tersadar, bahwa Yuuki  lah orangnya. Orang yang selama ini ku tunggu.
Bahwa dia adalah orang pertama yang mampu melihat jauh ke dalam diriku.
Bahwa dia adalah orang pertama yang menjilat kaki untukku.
Bahwa dia adalah cahaya untuk menerangi kamarku.

Bahwa Yuuki adalah sesosok monster yang tercipta memang untukku.


Cerpen karangan Katsu Eiji.
Katsu, Just  my second name. I love J-Culture, J-Style, K-pop, Love cosplay, white, blue, red, black, poni goyang xD




TAG
Cerita cinta, cerita romantis, cerita persahabatan, cerita kita, cerita orang ke tiga, cerita sedih, cerita galau, cerita bahagia, cerita mengharukan, cerita persahabatan, cerita sahabat berubah jadi cinta, cerita tentang dia, cerita aku dan dia, cerita sma, cerita smp, cerita lucu, cerita humor, cerita lawak, cerita keren, cerita bahagia

CERPEN CERITA PENDEK CINTA (If I Can Say I Love You)

I-Chan memandang langit yang bertabur bintang
Namun seketika air mata mengalir di pipinya, seolah langit yang cantik telah menunjukan sebuah hal yang menyeramkan.
Ya, kenangan manis yang berujung kepahitan bagi I-Chan.
Langit telah menunjukan sebuah kenangan yang tak bias ia lupakan.
                                                                                Jepang 20 Mei 2013
“I-Chann…..”
Suara itu membangunkan ichan dari lamunannya, ia melihat ke arah suara itu berasal, kemudian ia mendesah lega melihat seorang pria yang ia tunggu sedari tadi kini berlari kearahnya.
“Katsu-san”
Sembut ichan ketika pria itu berdiri tepat dihadapannya dengan nafas yang terengah2.
“Apakah aku membuatmu menunggu lama ? “ Tanya seorang pemuda yang dikenal dengan nama Katsu.
Ichan tersenyum lagi lalu menggelengkan kepalanya.
“Engga kok, aku juga baru ajah dating” sembari tersenyum

Lalu katsu menatap Ichan dari ujung rambut hingga ujung kaki yang membuat ichan menjadi salah tingkah.
“Kamu tau ? Inikan festifal musim panas, kenapa kamu tidak memakai Yukata sih ? Tanya katsu yang membuat Ichan semakin salah tingkah.

Ichan memandangi pakaiannya yang hanya menggunakan sebuah Dress terusan yang berwarna biru langit dengan sepatu flat yang ia pakai.

“Ah…Maaf, aku fikir jika aku menggunakan yukata aku hanya akan merepotkan Katsu saja”

“Bicara apa sih kamu ini ? Aku tidak akan merasa direpotkan karna kau ini kekasihku bodoh” Ucap katsu.

“A…Ma..Maaf. maafkan aku”
“Ah.. Sudahlah jangan meminta maaf, pokonya tahun depan aku ingin melihatmu menggunakan yukata. Sekarang karna kamu sudah terlihat manis maka aku maafkan.”  Ucap katsu sembari menggenggam jemari ichan, membuat wajah ichan menjadi merah seperti kepiting rebus.
“Ah.. Disana ada penjual ice cream, bukankah kau suka ice cream ?” Tanya katsu sedikit membuat ichan terdiam.
Ichan tersenyum sembari mengikuti langkah katsu yang mengarah ke penjual Ice cream yang ia tunjuk tadi.
                                                                                *-----------------*
-Katsu dan Ichan pasangan jadian beberapa bulan. Pasangan yang sangat bertolak belakang. Dan membuat seluruh sekolah Seirin heboh.
Carolinne Liem (I-chan) adalah siswi teladan yang selalu mendapat peringkat 1 di sekolahnya. Sedangkan Katsu Eiji adalah murid paling buruk di kelasnya.
Ia sering dipanggil guru karna ia sering dating terlambat, berkelahi, dan melakukan kenakalan kenakalan lainnya.
Perkenalan mereka terjadi ketika mereka bertemu di Sebuah CLUB (Organisasi/grup sekolah)
Awalnya Ichan merasa katsu adalah orang yang sombong, angkuh, dan kasar. Apalagi katsu selalu mengabaikan para wanita disekelilingknya.
Setelah mereka saling bertemu akhirnya ichan tau bahwa katsu tidak lah seperti apa yang orang orang katakan.
Katsu adalah seseorang yang Periang, Supel, Optimis, blak blakan namun sedikit kasar. Terkadang ichan sebal dengan sikap katsu yang terlalu blak blakan.
Contohnya, saat ia dimintai bantuan oleh guru untuk menginput nilai semua murid disekolahnya. Sebenarnya ichan malas melakukan hal itu, namu ia berfikir bahwa ia adalah murid teldan di sekolahnya, masa iya ia menolak permintaan guru..
Tiba2 Katsu datang dan langsung menarik tangan Ichan sembari membawa ichan pergi meninggalkan kelas.
“Kamu ini apa apaan sih” Ucap ichan dengan nada sedikit kesal
“Udah deh gk usah minafik, kamu maleskan nerima tugas dari guru itu ? Hah ? iyakan ? kenapa gk kamu tolak ? Kamu takut ? Karna kamu murid teldan ? Ya gk bias gitu lah”
“Sok tau kamu” Balas ichan sembari pergi meninggalkan katsu..
“Ya tuhann anak itu…”

Keesokan harinya katsu mengungkapkan sebuah pernyataan yang membuat ichan menjadi bingung sekaligus merasa sangat bahagia. Ya, katsu mengungkapkan perasaannya. Pada awalnya Ichan berfikir bahwa katsu hanyalah becanda dan akan mempermainkannya tapi, katsu adalah pria yang pantang menyerah. Setiap hari ia mengutarakan rasa sayangnya kepada Ichan yang membuat ichan semakin lama jatuh hati padanya.
Hari ini tepat 4 bulan katsu dan Ichan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Selama 4 itu pula ichan belum pernah mungungkapkan bahwa ia mencintai katsu. Bukan karna Ichan tidak mncintainya, tetapi ichan tidak pernah mengungkapkan karena ia selalu tak bisa mengungkapkan kata kata itu. Bibirnya selalu bergetar, wajah memerah, kaki menjadi lemas, dan keringat bercucuran ketika hendak mengucapkan sebuah kata, kata yang sangat amat mudah di ucapkan “I Love You”. Bagi orang lain mungkn kata kata itu amatlah sederhana, namu bagi ichan itu adalah sebuah kata yang sangat amat luar biasa.
“Ini Ice creamnya” ucap katsu sembari memberikan ice cream yang ia beli di toko yang tadi ia tunjuk.
“Terima Kasih.” Ucap Ichan yang sembari tersenyum manis sembari memakan ice cream yang diberikan katsu. Seketika katsu mengerutkan dahinya, melihat kekasihnya yang tengah memakan ice cream belepotan kemana mana. Kemudian katsu tertawa kecil sembari menundukan wajahnya hingga berada tepat di depan wajah ichan sembari mencolek sedikit ice cream yg tengah dipegang ichan. Wajah mereka hanya berjarak beberapa centi, membuat ichan secara reflex mejauhkan wajahnya sembari menggigit bibir mungilnya itu. Katsu tertawa melihat wajah ichan yang seperti kepiting rebus itu.
 “Ini benar benar sangat manis” Ucap katsu sembari tersenyum
“kenapa wajah mu menjadi merah seperti itu Ai ?” Ucap katsu dengan nada ejekan yang membuat ichan semakin salah tingkah.
“Apa kamu sakit ? “ Tanya katsu sembari menempelkan dahinya di dahi ichan yang membuat ichan semakin tak mengerti harus apa
“”Ihh, engga.. kok.. umm. Aku gpp” Jawab ichan sembari menggoyangkan kakinya yang membuat katsu semakn tak bisa menahan tawanya karna melihat wanitanya menjadi sangat amat menggemaskan.
“Haha.. Kamu manis sekali ai, aku jadi menjadi semakin cinta denganmu” Jawab katsu sembari mengusap pipi ichan.
“um ? apa ? mau ngomong apa ? aku tidak bisa mendengarnya”
“A… ak… Aku. Aku su,, Suu”
“Ah, udah lah.. yuk kita jalan lagi” Ucap katsu kepada ichan. Namun ichan hanya dapat tertunduk lesu karna lagi lagi ia tak mampu mengungkapkan perasaannya. Padahal hanya sebuah kata “AKU MENCNTAMU”
Besok aku harus bisa dan harus berani mengungkapkan perasaan ni pada katsu. Janji Ichan pada dirinya sendiri. Malam itu menjadi malam yang tak terlupakan bagi Ichan dan katsu sendiri. Berulang kali katsu melakukan hal yang ichan duga sekaligus membuat ichan menjadi sangat amat salah tingkah. Tapi Katsu juga memberikannya senyum, tawa dan perasaan senang yang sangat jarang ichan lihat/rasakan.
JEPANG 20 MEI 2014
ICHAN memandang langit musim panas yang bertaburan bintang. Begitu indah dan menawan. Tapi tidak dapat menutupi perasaan ichan yang begitu kelabu. Perlahan, ia melangkah, melewati beberapa stand yang menjual berbagai macam benda dan permainan, khas festival musim panas. Tapi tak ada satupun yang menarik hati Ichan. Tiba-tiba, langkah Ichan terhenti di salah satu stand permainan menembak. Ia ingat, stand itu pernah ia kunjungi bersama Katsu. Di stand itu, Katsu  hampir menembak semua boneka yang ada, dan membuat pemilik stand panik karena Katsu  terus dan terus memaksa untuk mengambil semua boneka yang ia tembak. Hal itu membuat kehebohan di antara katsu dan pemilik stand. Pada akhirnya Katsu hanya diberi 2 boneka saja yang membuat Ichan tertawa melihat ekspresi Katsu yang sangat amat bĂȘte. Ichan tersenyum mengingat hal itu
“Apa adik sendirian?” tanya seraut wajah tua yang berdiri di samping stand. Ichan mengangguk kepada peria tua itu yang chan kenal sebagai emilik stand tersebut
“Ah, adik yang dulu itukan? Dimana pemuda yang dulu bersama anda?” tanya pemilik stand itu lagi, membuat Ichan terdiam.
“Dia.. dia.. dia.. kecelakaan dan.. dan meninggal, setelah.. pulang dari festival tahun lalu.” Jawab Ichan dengan suara tercekat. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Kilasan memori itu menghampirinya lagi.
Malam itu, seusai festival musim panas, Katsu mengantar ichan pulang. Saat iu icahn tidak tau apa yang akan terjadi. Sesaat setelah mengantar Ichan tepat di depan gang rumah Ichan. Ada sebuah mobil melaju sangat kencang menyeruduk katsu yang sedang tersenyum bahagia. Ya, Tepat di depan mata Ichan Dan tabrakanpun terjadi. Ichan yang baru saja melambakan tanganya segera berlari menuju katsu yang sudah tergeletak di aspal jalan dengan darah yang sangat amat banyak. Dengan segera Ichan lansung membawa katsu kerumah sakt, namum… Nyawa katsu tak bisa tertolong lagi.
Kenangan yang sanagat amat tak bisa dilupakan bagi ichan sendiri. Bahkan sampai saat ini Ichan masih mengingat jelas hari dimana ia bersama katsu dari pagi dimana katsu membuka matanya dan memberikan senyuman hingga malam dimana katsu menutup matanya dengan sebuah senyuman.
“Aku sudah menggunakan yukata katsu, KENAPA KAMU TIDAK DATANG?” ujar Keiko lirih di sudut taman tempat festival berlangsung. Ichan ingat, taman itu adalah taman dimana ichan dan katsu memakan seporsi besar takoyaki yang sangat banyak hingga membuat mereka harus duduk sebentar sembari memangdangi bintang bintang yang begitu indah di langit.
Suasana musim panas tahun lalu, seperti suasana musim panas tahun ini, tapi tanpa Katsu di samping ichan Dan dengan penyesalan yang selama ini selalu Ichan rasakan, ia  tak mampu mengucap kata kata I Love you kepada Katsu. Sebuah kata yang sangat ia ucapkan sejak ia menjadi sepasang kekasih.
“Seandainya aku tau.. Seandainya aku tau, kamu akan pergi secepat ini kats. Aku akan mengungkapkannya. Katsu aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku merindukan mu” Ujar Ichan  tulus di sela tangisnya, air matanya mengalir deras. Tiba-tiba angin bertiup kencang, memaksa ichan melindungi matanya dari debu yang berterbangan. Setelah angin reda, Ichan membuka matanya perlahan. Sesaat ia tertegun memandang sesosok pemuda yang berada di hadapannya.

 “Kat..Katsu” gumamnya lirih. Pemuda itu menatap ichan dengan lembut dan senyumnya yang hangat. Kemudian mendekat dan menundukkan kepalanya, mencium kening ichan  lembut.
Seperti angin, pemuda itu membisikkannya dengan suaranya yang khas “Aku tau, kalau kau sangat mencintaiku. Hiduplah bahagia. Aku mencintaimu.” Kemudian angin bertiup lagi, membuat Ichan memejamkan matanya sekali lagi. Ketika ia membuka matanya, air matanya mengalir lagi, lebih deras. Ia tau, ia tidak bermimpi. Perkataan pemuda itu masih terngiang di telinganya, ia masih bisa merasakannya hangat ciuman yang diberikan pemuda itu. Perlahan, Ichan mengusap matanya yang sembab, kemudian menatap langit dan tersenyum lembut.
“Terima kasih Katsu”

Cerpen karangan Katsu Eiji.
Katsu, Just  my second name. I love J-Culture, J-Style, K-pop, Love cosplay, white, blue, red, black, poni goyang xD




TAG
Cerita cinta, cerita romantis, cerita persahabatan, cerita kita, cerita orang ke tiga, cerita sedih, cerita galau, cerita bahagia, cerita mengharukan, cerita persahabatan, cerita sahabat berubah jadi cinta, cerita tentang dia, cerita aku dan dia, cerita sma, cerita smp, cerita lucu, cerita humor, cerita lawak, cerita keren, cerita bahagia

Cerpen Cerita Pendek (Alaways Beside Me)

Matahari mulai beranjak turun, gumpalan awan ceria berjalan perlahan, melewati setiap detik yang berharga, melewati segenap kenanga. Seorang pemuda tengah menyipitkan matanya sembari melihat keadan sekitar, beberapa detik kemudia bibirnya mulai merangkai sebuah senyuman
Pandangannya seketika terpaku ke sesuatu yang ada di depan matanya, Sebuah kanvas dengan sebuah gambar wajah wanita yang masih setengah jadi.  Baru sajah setengah jadi ia sudah malas untuk melanjutkan gambarnya itu.
Dengan malas, ia merapihkan peralatan yang ia pakai untuk menggambar
Setelah menaruh barang barangnya pria itu langsung menuju ke sebuah bangku di pinggir danau.
Kini ia berdiri tepat di depan kursi, kemudian ia memasukan tangannya ke kantong jaketnya.
Dilihatnya air danau yang berkilauan karna pantulan cahaya matahari sore yang begitu indah.
Ia melihat bayangan dirinya sendiri dari pantulan air danau yang begitu indah, Lalu seketika ia tersenyum picik ketika ia melihat bayangan dirinya sendiri.
Setelah ia mulai bosan memandangi air danau yang begitu indah ia tidur terlentang menghadap langit, memandang awan awan yang sedang menari nari dengan bebasnya
Seketika raut wajahnya berubah, sangat berubah. Seolah ada sebuah hal berat yang ia pikirkan.
Sebuah masalah yang sangat amat rumit.
Ia merasa tak pernah segelisah ini, ‘benarkah aku harus begini? Benarkan laki-laki itu akan menepati janjinya, tak akan menyakiti seseorang yang penting baginya?’ Pertanyaan demi pertanyaan terus menyerang otaknya.
Namun semua itu lenyap seketika ketika tetesan hujan jatuh membasahi rambut dan wajahnya
‘Haaa grimis’.
Ia pun pergi berjalan dengan santai ketika yang lain sibuk berlarian mencari tempat untuk berteduh. Senyumnya pun terukir diwajahnya, nampaknya suasana ini bisa menghilangkan suasana yang sebelumnya ia rasakan.

Akhirnya ia memilih untuk berteduh dibawah bungalo didekat pinggiran danau. Saat berteduh, perasaannya tenggelam lagi di dalam pikiran yang begitu melelahkan, ,pikiran bahwa ia akan terus menjauhi sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya.
                Dan pada saat itu terbayanglah sebuah pertanyaan yang membuat dadanya terasa sesak.
Apakah aku akan bahagia jika hanya melihatnya dari jauh? Bukankah itu adalah sesuatu yang paling aku benci ?lalu aku harus bagaimana ?
Waktu seolah berjalan dimatanya, hujan sudah mulai reda dan iapun melembarkan kedua tangannya sembari menghiup udara yang begitu segar dalam-dalam lalu menghembuskannya.
                Warna-warni pelangi di langit yang begitu cantik, membuat wajahnya enggan menoleh ke sisi lain. Ia terus saja memandanginya, walau kini warnanya kian memudar. Entah kenapa, dirinya merasakan ada sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Ya… Sesuatu yang tak pernah terpikir olehnya.
 ‘Ok I Can do it,  Tapi akankah ini berhasil? Yes, why not?’ Seulas senyum terukir  di bibirnya. Bukan karena ia senang, tapi karena ia baru menyadari bahwa memang awalnya ia sudah menyerah dan iapun menyadari pula bahwa dirinya telah bangkit kembali di sore yang begitu indah.
“Ya, untungnya waktu tidak berhenti di saat aku menyerah

Cerpen karangan : Fikri aulia tinkytra (Katsu Eiji)
Thanks guys udah ngebaca cerita bikinan gw ini yang gak jelas juntrungannya, ya apapun hasilnya ini adalah karyaku xD. Gak 1000% murni sih karna ada beberapa adegan yang terinspirasi dari kisah nyata maupun cerita cerita yang pernah gw baca, tapi 100% ketikan sendiri xD.
Kalau mau ngestalk lebih jauh *Ngarep di Add dan di follow ya xD
Facebook : Katsu Eiji
Twitter : @R_Fikri1
Youtube Chanel : Katsu Eiji

TAG
Cerita cinta, cerita romantis, cerita persahabatan, cerita kita, cerita orang ke tiga, cerita sedih, cerita galau, cerita bahagia, cerita mengharukan, cerita persahabatan, cerita sahabat berubah jadi cinta, cerita tentang dia, cerita aku dan dia, cerita sma, cerita smp, cerita lucu, cerita humor, cerita lawak, cerita keren, cerita bahagia